Berawal di Hill Song Church (by: HanRa_Young)

HanRa POV

“..hmm.. Excuse me..” terdengar satu suara dari belakangku bersamaan dengan tepukan pelan di pundakku. Aku yang sedang mendengarkan lagu melalui headphone langsung melepaskan headphone dan menoleh ke belakang, “Wae gurrae?” aku bertanya singkat dengan menggunakan bahasa Koreaku yang tak begitu lancar.

“Kau? Kau orang Korea?” tanya cowok yang tadi menepuk pundakku.

“Aniyo.. Aku hanya bisa sedikit bahasa Korea. Tadi aku mendengarmu berbicara bahasa Korea di telepon, jadi kupikir kau orang Korea. Ada yang bisa kubantu?” tanyaku masih dengan menggunakan bahasa Korea.

“Aku ingin ke Hill Song Church. Namun aku tak tau tempatnya di mana. Aku baru 3 minggu pindah ke sini.” cowok itu menjelaskan.

“Oh, Hill Song Church. Kebetulan rumahku tak begitu jauh dari sana. Nanti kau turun denganku saja.” aku tersenyum padanya.

“Baiklah… Gomawo… dan maaf sudah merepotkanmu.” dia tersenyum balik padaku. Lalu tanpa bertanya padaku dia langsung pindah dan duduk di sampingku. “Kim Joon.” dia memperkenalkan dirinya sambil mengajakku bersalaman.

“Han Ra Young.” aku menyebutkan nama koreaku dan menyambut uluran tangan cowok yang bernama Kim Joon.

“Kau bilang kau bukan orang korea. Tapi namamu?!” Kim Joon memandangku heran.

“Ah…. Pamanku yang memberiku nama Korea. Karna aku memang ada keturunan Korea. Itu juga alasan kenapa aku mengerti bahasa Korea.” aku menjelaskan. “Namaku sebenarnya Lisya. Namun untukmu, panggil saja aku Han Ra.” sambungku lagi.

“Oh, oke.” dia mengangguk singkat. Aku tersenyum kearahnya lalu memakai headphoneku lagi. Kami diam di dalam bis. Aku terlalu asyik mendengarkan musik, dan dia terus menatap keluar jendela sambil sesekali melirik ke arahku dengan tatapan -kita-berhenti-di-mana?-. Aku hanya tersenyum singkat tiap kali mendapati ia melirikku. Beberapa menit kemudian aku menghentikan bis dan mengajak Kim Joon menuruni bis.

“Kemana sekarang?” dia bertanya padaku.

“Jalan ke arah sana.” aku menunjuk ke suatu tempat lalu mulai melangkah. Dia mengikuti disampingku. Sekitar 100m kemudian, aku membelok memasuki sebuah gang. 50m kemudian terlihatlah sebuah tanda bertulisan ‘Hill Song Church’.

“Ini Hill Song Church yang kau cari.” aku tersenyum lalu berbalik arah dan mulai melangkah pergi.

“Han Ra…” ia memanggil namaku membuatku berhenti sejenak. “Kau mau ke mana?”

“Pulang.” aku menjawab singkat.

“Ah iya… benar juga.” ia menepuk kepalanya sendiri. “..hmm..” ia menunduk sejenak.

“Ada apa?” aku menatapnya.

“Mian… Jeongmal mianhe. Tapi aku tak tau harus ke mana nanti saat pulang.” ia berkata ragu.

“Tak adakah yang mengenalmu di sini?” aku bertanya sedikit heran.

“Tidak.” jawabnya.

Aku berpikir sejenak lalu berkata, “Jam berapa acaramu selesai?”

“Sekitar 2 jam lagi.”

“Sekarang sudah jam 6.” aku melihat jam tanganku. “Nanti jam 8 aku ke sini lagi. Ku tunggu kau tepat di tempat ini.” aku berkata lalu mulai melangkah pergi. Sempat terdengar olehku ia mengucapkan terima kasih sekaligus permintaan maaf padaku. Aku mengangguk pelan, entah ia bisa melihatnya atau tidak.

 

Kim Joon POV

Sepertinya aku sudah terlalu merepotkannya aku membatin.

“Kini saatnya kita saksikan penampilan spesial dari Kim Joon…” kudengar suara dari atas panggung memanggil namaku. Aku menarik nafas pelan lalu menghembuskannya lagi. Aku mulai melangkah menaiki panggung. Kunyanyikan satu lagu yang sudah kulatih selama 2 minggu terakhir. Terdengar tepuk tangan meriah tepat setelah aku menyelesaikan laguku. Aku menatap jam tanganku. Masih ada 15 menit lagi sebelum jam 8. Aku menatap tempat aku berjanji akan menemuinya. Kulihat ada seseorang yang berdiri sana. Ku memfokuskan mataku. Orang itu terlihat seperti… Han Ra. Aku langsung berlari mendekat, memastikan siapa orang yang berdiri di sana.

“Han Ra…” aku memanggil ingin memastikan bahwa itu memang HanRa. Dia menoleh ke arahku. Iya, itu Han Ra.

“Kau sudah selesai?” tanyanya padaku. “Ku pikir kau baru akan selesai jam 8. Masih ada 13 menit lagi.”

“Kepentinganku di sini sudah selesai.” aku berkata padanya. “Kau mau mengantarku sekarang?” Ia menjawabku dengan anggukan pelan. “Tunggu di sini sebentar, aku mau mengambil jaketku.” aku berkata lalu meninggalkannya sebentar. Tak sampai 3 menit aku sudah kembali ke hadapannya. “Ayo jalan…” aku merangkulnya dan mulai melangkah meninggalkan Hill Song Church.

 

Han Ra POV

Aku mencoba menenangkan detak jantungku. Sungguh, ini pertama kalinya ada cowok yang merangkulku. Apa yang harus kulakukan?? Aku mencoba menenangkan diri, menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya. Kulakukan itu berkali-kali.

“Kenapa Han Ra? Ada yang salah kah?” Kim Joon berhenti melangkah dan menatapku. Oh Tuhan… Kenapa matanya begitu teduh? Aku menggeleng singkat lalu berjalan lagi. Sekitar 5 menit kemudian, aku berhenti.

“Itu Bus Stopnya.” kataku menunjuk lurus ke depan. “Kau mau aku ikut denganmu di bis, atau kau mau pulang sendiri?” aku berkata tanpa melihat ke arahnya.

“Kau mau mengantarku sampai rumahku?” tanya Kim Joon. “Tak usahlah… Aku bisa pulang sendiri kok, jangan khawatir. Lagi pula kau perempuan. Tak baik berkeliaran malam-malam.” ia mengacak rambutku pelan.

Hei, aku baru kenal dengannya dan dia sudah berani mengacak rambutku!! Kau pikir aku siapa?! Aku membatin setengah kesal namun bercampur dengan rasa senang.

“Kau mirip sekali dengan adikku.” katanya kemudian. Membuat perasaan senangku hilang entah ke mana hanya tertinggal kesal dalam hatiku.

“Oh ya?! Namanya siapa?” aku mencoba menyembunyikan perasaan kesalku dengan berpura-pura tertarik dengan adiknya. Tunggu…kenapa aku harus kesal?

“Eun Ji. Kim Eun Ji. Adikku. Dia tinggal di Brisbane juga. Namun aku tak tau dia di mana.” raut wajah Kim Joon sedikit berubah menjadi sedih. Aku bingung. Apa maksudnya ia tak tau adiknya di mana? Namun aku tak mau membuatnya lebih sedih lagi. Ku coba mencari topik pembicaraan lainnya ketika di saat bersamaan sebuah bis muncul dari ujung tikungan.

“Kim Joon, itu bis nomor 175.” aku menunjuk ke arah bis yang mendekat. Ku lihat Kim Joon melambaikan tangannya memberhentikan bis.

“Sampai ketemu lagi.” Kim Joon melangkah memasuki bis dan melambaikan tangan padaku. Aku hanya membalas melambaikan tangan padanya. Saat bis sudah menghilang dari sudut pandangku, aku melangkah pulang.

 

Kim Joon POV

Benar-benar mirip Eun Ji. Aku menatap foto Han Ra di hpku yang tadi ku ambil saat ia sedang asyik melamun.

 

Han Ra POV

“Uuugghh… Sekolah lagi!!” aku mengeluh tepat saat baru terbangun dari tidurku. Aku lalu beranjak dari tempat tidurku dan bersiap untuk ke sekolah. Mount Gravatt State High School, sekolahku. Sesungguhnya bukan sekolah yang membosankan. Namun aku memang bukan anak rajin yang suka sekolah.

“Han Ra!! Kau bawa assignment matematikamu kan?” Eun Ji yang baru saja datang bertanya padaku. Lee Eun Ji. Namanya Lee Eun Ji. Bukan Kim Eun Ji. Aku membatin saat teringat perkataan Kim Joon semalam.

“Han Ra… Kau melamun?” Eun Ji menepuk pundakku pelan.

“A… ani…” aku menggeleng.

“Kau bawa assignment maths kan?” tanyanya lagi. Aku mengangguk. “Baguslah kalau begitu. Setidaknya hari ini kau bebas dari detention.” Eun Ji berkata lagi.

“Sudahlah… Tak usah membicarakan assignment lagi. Aku malas.” aku berkata.

“Baiklah kalau begitu. Ayo kita ke kantin.” katanya dan tanpa persetujuanku ia langsung menarikku ke kantin.

“Kalian ini…. Sudah wajah mirip, kemana-mana selalu berdua… Seperti kembar saja.” terdengar sapaan dari guru sosial kami. Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Ms. Fisher.

Sebentar… apa yang baru dibilang Ms. Fisher?? Aku dan Eun Ji seperti kembar? Kim Joon juga berkata aku mirip dengan adiknya. Aku memutar otakku mencoba menyambungkan semua fakta. Jangan-jangan… Eun Ji ini adik Kim Joon? Aku bertanya pada diriku sendiri. Tiba-tiba terbersit di pikiranku, bukankah Eun Ji punya kakak di sekolah ini? Tanpa sepengetahuan Eun Ji, aku berlari menuju tempat kakak kelasku, Nisa biasa berada.

“Nisa..” panggilku tanpa embel-embel ‘kak’. “Tom Lee, yang sekelas denganmu di kelas ESL itu kakaknya Eun Ji kan?” aku bertanya tanpa basa basi. Nisa hanya mengangguk sambil terus menulis, entah apa yang ditulisnya. Aku lalu duduk di hadapannya. “Menurutmu, dia mirip dengan Eun Ji tidak?” aku bertanya lagi. Nisa tetap menjawabku dengan anggukan kepala. Dasar sok rajin!! Aku mengeluh dalam hati lalu berjalan meninggalkan Nisa sendiri. (Kalau kalian bertanya padaku apa Nisa yang kumaksud dalam cerita ini adalah Nana931 admin TmaxFanFic, aku dengan senang hati akan mengangguk. Nisa di sini terkenal dikalangan teman-temannya sebagai anak paling rajin belajar, padahal kenyataannya kerjaannya hanya menulis dan membaca Fan Fiction. Ckckck….)

“Han Ra..” Eun Ji memanggilku “Kau dari mana?” tanyanya padaku. Aku menunjuk tempat Nisa masih terduduk dan menulis. “Oh, baru bicara dengan Nisa?” aku mengangguk. Kepalaku masih dipenuhi pikiran tentang hubungan saudara antara Kim Joon, Eun Ji dan Tom Lee. Sesungguhnya siapa surename Eun Ji. Kim? Atau Lee?

“..hmm.. Eun Ji, kau pernah kenal orang yang bernama Kim Joon?” tanyaku ingin memastikan apa yang kupikirkan.

“Kim Joon?? Nama yang tidak asing… Seperti nama… hmm… Ah iya, itu nama salah satu member T-Max kan.” ujarnya kemudian. Aku mengerutkan alisku.

“Member T-Max?!” aku bertanya heran. Eun Ji mengangguk lalu menarikku menuju library. Ia membuka accountnya dan memasuki jaringan internet.

“Ini yang namanya Kim Joon.” katanya sambil menunjuk ke foto Kim Joon yang ditemuinya di google image.

“I..i…itu… member T-Max??” aku ternganga memandang foto yang ditunjukkan Eun Ji padaku.Di…Dia….Dia member T-Max!!

 

Kim Joon POV

“Aku sudah manggung di 5 gereja. Namun aku masih belum menemukan dia.” Kim Joon berkata di telepon.

 

Han Ra POV

Aku membulatkan tekad untuk menemuinya sekali lagi. Entah kenapa aku ingin sekali meyakinkan bahwa benarkah Eun Ji yang dimaksud oleh Kim Joon adalah Eun Ji sahabat baiknya. Aku menunggunya di Cultural Centre, tempat pemberhentian semua bis. Aku yakin aku akan bertemu dengannya di sini. 20 menit sudah aku menunggu saat tiba-tiba seseorang yang ku kenal melewati hadapanku. “Kim Joon…” aku berkata pelan menyebut nama orang itu. Aku lalu mengikutinya di belakang. Ia memasuki bis 110 menuju ke daerah Inala. Aku mengikutinya memasuki bis tersebut. Aku mengambil tempat duduk tepat di belakangnya. Seperti biasa, aku langsung memakai headphoneku, mencoba bersikap cuek seakan tidak terjadi apa-apa. Aku memejamkan mata menikmati suara Kim Joon dalam lagu Lion Heart yang sedang kudengarkan.

 

Kim Joon POV

Aku yakin dia Han Ra. Cewek yang waktu itu menunjukkan arah ke Hill Song Church. Kenapa dia ada di sini?? Aku masih terus menatap Han Ra saat bis tujuan Inala lewat. Reflek aku langsung menyetop bis tersebut. Untuk mencapai bis tersebut aku harus melewati tempat Han Ra berdiri. Aku langsung berjalan dengan langkah pasti menuju bis. Namun tepat setelah aku melewatinya aku mendengar seseorang membisikkan namaku. Itu suaranya. Kenapa dia menyebut namaku? Apa dia memang menunggu kedatanganku? Aku memasuki bis dan mengambil tempat duduk di bagian belakang. Seseorang mengikutiku dibelakang dan duduk tepat di belakangku. Aku berpikir, mungkinkah itu dia?

Tiba-tiba diantara padatnya penumpang bis, naiklah seorang ibu dengan anaknya. Sedangkan tempat duduk yang tersisa tinggal 2. Sebelahku dan sebelah orang di belakangku. Tanpa berpikir panjang aku pindah dan duduk di sebelah orang dibelakangku. Sepertinya dia memang Han Ra. Aku membatin.

 

Han Ra POV

Aish!! kenapa dia harus duduk disebelahku? Aku menundukkan kepalaku dalam-dalam, menghindari tatapannya.

“You?? Are you Han Ra?” dia bertanya padaku dengan menggunakan bahasa inggris. Aku berpura-pura tidak mendengar, ku keraskan suara iPodku. Namun tanpa kuinginkan, Kim Joon mengangkat daguku hingga aku bertatapan dengannya. “Ternyata memang kau.” katanya, kini dengan bahasa korea. “Kenapa kau di sini?” tanyanya padaku. Aku bingung entah mau menjawab apa. Alhasil aku hanya menggeleng pelan. “Kau mengikutiku ya?” tanyanya lagi sambil tersenyum geli. Wajahku merah seketika.

 

Kim Joon POV

Kenapa wajahnya jadi merah begitu? Jangan-jangan aku benar. Aku langsung menghilangkan senyumku dan menunjukkan wajah serius. “Kenapa kau mengikutiku?” aku bertanya setengah membentak. Ku lihat wajahnya kini menjadi ketakutan. “Maaf, aku tidak bermaksud membentak.” aku berkata lagi, mencoba menenangkan dirinya.

“I..ituu…. Eun… Eun…” “Eun Ji?!” aku memotong kalimatnya seketika. Dia mengangguk pelan. “Aku kenal seseorang bernama Eun Ji.” katanya setengah gugup.

“Di mana?” aku mencengkram bahunya, suaraku terdengar seperti orang setengah putus asa.

“Bisa kau lepaskan cengkramanmu?” tanyanya padaku wajahnya menegang. Aku langsung melepaskan cengkramanku dan mengucapkan permintaan maaf berkali-kali.

“Dia teman sekelasku.” katanya kemudian, tanpa menghiraukan permintaan maafku. “Seperti yang kau bilang, aku sedikit mirip dengannya. Tapi namanya bukan Kim Eun Ji. Melainkan Lee Eun Ji.” kata-katanya membuatku terdiam seketika sebelum akhirnya aku memeluknya dan berbisik, “Bantu aku menemuinya.” tepat di telinganya.

 

Han Ra POV

“Eun Ji.” keesokan harinya aku menemui Eun Ji, mencba mengatur waktu agar Eun Ji bisa menemui Kim Joon. Tentu saja aku tak mengatakan bahwa aku ingin dia menemui Kim Joon. Setelah mengobrol panjang-lebar, aku dan Eun Ji mencapai kata sepakat untuk makan siang bersama di Restorant Montezuma yang berada di dekat Hill Song Church pada hari Minggu.

 

Hari Minggu, aku pergi menuju Cultural Centre tempatku dan Kim Joon bertemu sebelumnya. Menggunakan bis 175, kami menuju Restorant Montezuma. Sesampainya di sana, aku melihat Eun Ji telah duduk dan meminum juice, entah juice apa yang di minumnya.

“Ayo masuk.” aku berkata pada Kim Joon. Namun ia hanya diam di tempat memandangi Eun Ji. “Ayo masuk.” ucapku sekali lagi, kali ini sambil menarik tangannya.

“Dia Kim Eun Ji.” gumam Kim Joon terdengar olehku. Aku berhenti seketika dan memandangnya, “Kau yakin?” tanyaku. Dia mengangguk pasti. “Jangan katakan padanya kalau aku kakaknya.” katanya kemudian. “Kenapa?” tanyaku heran. Namun ia tak menjawab. Ia malah menarik tanganku menuju tempat Eun Ji.

“Han Ra?” Eun Ji memanggilku, matanya menataap tangaku dan tangan Kim Joon yang sedang bergandengan. “Eh,, uh… dia… dia….” aku kebingungan entah mau berkata apa.

“Kim Joon imnida. Han Ra’s boyfriend.” dia berkata tiba-tiba. Aku diam ditempat.

“Oh… Duduklah kalau begitu. Kalian mau pesan apa?” Eun Ji lalu berkata.

“Aku Orange Juice saja.” Kim Joon berkata lalu memandangku. “Aku… Aku sama dengannya saja.” ujarku menunjuk ke arah Kim Joon.

“Kau tak mau makan?” Kim Joon bertanya dengan nada lembut padaku. Wajahku memerah seketika lalu menggeleng cepat dan menunduk menyembunyikan wajahku.

 

Kim Joon POV

Aku melihat wajahnya memerah. Manis sekali. Apa aku terlalu keren ya sehingga wajah Han Ra selalu memerah tiap kali aku berbicara dengannya. Aku hanya tersenyum singkat. Tiba-tiba terasa sesuatu bergetar di kantong celanaku. Ah, ternyata hpku. Sms dari ayah. Berbunyi, Sudah bertemu adikmu? Aku membiarkan sms tersebut. Tak ku balas. Ku lihat Han Ra menatapku heran seakan bertanya ‘siapa?’. Aku menggeleng pelan memberikan jawaban pada Han Ra. Dia lalu mengangguk padaku dan kembali mengobrol dengan Eun Ji. Aku berpamitan pergi ke kamar kecil sebentar.

Sesampainya di kamar kecil, ku keluarkan hpku dan aku langsung menghubungi ayahku. “Dia bahagia bersama Mrs. Lee.” aku bekata di telepon. “Biarkan saja dia di sini. Kurasa Tom bisa menjaganya.” aku menyebutkan nama adik laki-lakiku. Beberapa saat kemudian aku memutuskan panggilan.

 

Han Ra POV

Tepat setelah Kim Joon meninggalkan aku dan Eun Ji, Eun Ji langsung menatapku tajam. “Han Ra!! Bagaimana kau bisa kenal dengannya?” tanyanya langsung.

“Eh…uh…ehmm…” aku tak bisa menjawab. Apa dia menyadari kalau Kim Joon itu kakaknya ya? Pikirku dalam hati.

“Han Ra!! Kau beruntung sekali bisa pacaran dengan rapper T-Max!!!” Eun Ji berkata lagi. Kata-katanya barusan membuatku menghembuskan nafas lega. Sepertinya Eun Ji tidak tau kalau Kim Joon itu kakaknya.

“Han Ra… Sepertinya sekarang aku harus pulang.” Eun Ji berkata tiba-tiba. “Kakakku sudah menunggu di sana.” ia menunjuk ke arah Tom yang baru tiba.

“Oke.” aku beranjak dari tempat dudukku bersamaan dengan datangnya Kim Joon dari kamar kecil.

 

Kim Joon POV

Dia… Dia Tom… Aku menatap sesosok cowok tinggi yang datang menuju ke arah Eun Ji. Sepertinya dia mengenaliku karna dia menatapku kaget. Dia langsung menghampiriku dan berkata, “Kau!! Kau!!” aku memberi isyarat padanya untuk tidak membuka kedokku. “Kau!! Kau rapper T-Max kan!!” katanya melanjutkan. Aku mengangguk singkat. Dia langsung memelukku dan berbisik tepat di telingaku, “Aku kangen denganmu hyung…” ku balas, “Aku juga. Jaga Eun Ji baik-baik. Jangan katakan aku kakaknya.” ku rasakan dia mengangguk, aku lalu melepaskan pelukannya. Eun Ji menghampiri aku dan Tom. Dia menatap Tom dan berkata, “Kakak, fans T-Max juga ya?” ujarnya polos.

Aku tersenyum dan menatap Tom yang mengangguk ke arah Eun Ji. Kini Eun Ji menatapku, “Oppa, aku juga boleh peluk oppa tidak?” ujarnya memohon. Aku langsung memeluknya. Tom menatapku dan tersenyum padaku.

 

Han Ra POV

Aku melihat adegan ini seperti dalam sinetron. Aku mendekati Tom dan berbisik, “Oppa, kau mengenali Joon-Oppa?” tanyaku padanya. Ia mengangguk singkat padaku. Dan berbisik padaku, “Aku adiknya.” aku mengangguk dan baru menyadari bahwa ada kemiripan antara Kim Joon, Tom Lee, dan Lee Eun Ji. Ternyata mereka bertiga bersaudara. Ujarku dalam hati.

 

Kim Joon POV

“Sampai ketemu lagi Tom, Eun Ji…” aku melambaikan tanganku pada kedua adikku. Disebelahku, Han Ra juga melambaikan tangannya pada Tom dan Eun Ji. Setelah mereka tak terlihat lagi, aku dan Han Ra melangkah menuju Bus Stop. Kami sampai bersamaan dengan datangnya sebuah bis bernomor 172.

“Ayo naik.” aku berkata pada Han Ra dan menggandeng tangannya naik ke atas bis. Ku lihat wajah Han Ra memerah lagi saat aku menggandeng tangannya. Lucu sekali cewek yang satu ini.

 

Han Ra POV

Ya Tuhan… Aku bisa mati kalau terus begini. Aku merasakan wajahku memanas, pasti merah. Kenapa Kim Joon selalu membuatku terus seperti ini. Saat pertama ketemu, dia sudah berani merangkulku dan mengacak rambutku. Tadi dia bilang kalau aku pacarnya di depan Eun Ji. Sekarang dia menggandeng tanganku. Apa maksudnya ini? Aku mencoba mengalihkan pikiranku. Ku keluarkan iPod lengkap dengan headphone dari dalam tasku. Aku mendengarkan lagu Ungu – Percaya Padaku. Seandainya ada yang menyanyikan lagu ini untukku. Aku menyetel lagu ini berulang-ulang hingga tanpa sadar aku tertidur di dalam bis.

 

Kim Joon POV

Dia tertidur. Wajahnya terlihat begitu lelah. Ku lihat headphone masih di telinganya. Aku melepasnya tanpa bermaksud membangunkannya.

 

20 menit kemudian…

Kami telah sampai di Cultural Centre. Kubangunkan Han Ra yang masih tertidur dengan kepala bersender di pundakku. Kami pun turun dari bis.

“Kau mau langsung pulang?” aku bertanya pada Han Ra. Dia menggeleng, “Aku ingin jalan-jalan dulu. Kalau kau mau pulang duluan, silahkan.” dia berkata padaku.

“Aku bersamamu.” aku lalu berjalan disampingnya.

 

Han Ra POV

Ini akan jadi terakhir kalinya aku bertemu dengannya. Aku berkata dalam hati menyadari bahwa aku tak memiliki kepentingan untuk bisa bersamanya lagi. Aku berjalan perlahan menikmati tiap langkahku bersamanya. Aku melewati beberapa penyanyi pinggir sungai. Tiba-tiba aku mendengar intro lagu yang sangat ku kenal. Ungu – Percaya Padaku. Aku menoleh ke belakang…

Aku tak tahu apa yang kurasakan
Dalam hatiku saat pertama kali
Lihat dirimu melihatmu
Seluruh tubuhku terpaku dan membisu
Detak jantungku berdetak tak menentu
Sepertinya aku tak ingin berlalu

Berikan cintamu juga sayangmu
Percaya padaku ku ‘kan menjagamu
Hingga akhir waktu menjemputku

Ku berikan cintaku juga sayangku
Percaya padaku ku ‘kan menjagamu
Hingga akhir waktu menjemputku
Saat ku tahu kau akan pergi jauh

Izinkan aku ‘tuk selalu menatimu
Untuk katakan ku ingin dirimu
Agar kau tahu betapa ku terlalu
Mencintaimu aku akan menunggu
Hingga dirimu kembali untukku


Tolonglah aku bagaimana diriku
Ungkapkan itu rasa yang membelenggu
Dalam hatiku ku cinta padamu

(Ungu – Percaya Padaku)

 

Ku lihat Kim Joon bernyanyi sambil memainkan gitar yang sepertinya di pinjamnya dari salah satu penyanyi pinggir sungai. “Kau tau lagu itu?” ujarku terbata-bata.

“20 menit cukup untuk mempelajari lagu ini.” katanya setelah mengembalikan gitar yang dipinjamnya.

“Kau tau arti lagu itu?” tanyaku lagi.

“Internet cuku mejadi referensi untuk menterjemahkan arti lagu ini.” jawabnya, “Jadi…” dia menggantungkan kata-katanya.

“Jadi?? Apa??” aku bertanya heran.

“Jadi apa jawabanmu?” dia bertanya padaku. Senyum ragu menghiasi wajahnya.

“Jawaban apa? Kau tidak bertanya apa-apa padaku.” aku tersenyum geli.

“Ah, iya juga ya…” dia menepuk kepalanya. “Aku sayang kamu.” ujarnya kemudian. “Bagaimana denganmu?”

“Saranghaeyo..” aku berkata lalu memeluknya. Tak akan pernah kulepas dirinya.

 

 

The End…

 

Note: Maaf ya kalau Fan Fictionnya gak bagus. Setting Fan Fiction ini di Brisbane. Ada beberapa adegan di Fan Fiction ini yang merupakan kisah nyata. Tapi kisah nyatanya bukan dengan Kim Joon. Hehe…

 

Oh iya, salam kenal semua Mighty Max…

Han Ra imnida..

 

Posted on November 30, 2010, in One Shoot and tagged . Bookmark the permalink. 1 Comment.

Leave a comment